Article
Memanfaatkan Rotasi Sektor Industri
25 Jan 2021

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah meroket fantastis ke 6,307.13 per tanggal 22 Jan 2021 atau +5,49% YTD. Saya katakan kenaikannya fantastis karena secara historis rata-rata return bulan Januari selama 20 tahun terakhir “hanya” 1.48% MoM dengan return max 15.20% terjadi tahun 2002 dan return minimal -8.59% tahun 2003. Return Januari saat ini juga lebih tinggi dari  rata-rata return bulanan periode pengamatan Januari - Desember 20 tahun terakhir yang “hanya” 4.54% MoM yang terjadi bulan Desember. Jadi kali ini kemungkinan besar January Effect akan mengalahkan Window Dressing. Sedangkan Indeks LQ45 bertengger di 991.58 masin naik +0.29% WoW dan secara YTD menghasilkan +6.06% sedikit lebih ciamik daripada IHSG.


Dengan kenaikan yang sudah tinggi tentunya menyisakan pertanyaan di benak investor saham apa yang masih bisa naik lagi ? Demikian juga dengan investor reksa dana, bertanya -tanya reksa dana apakah yang masih bisa gain ? Dalam keadaan euforia seperti saat ini tentunya investor masih getol tik-tok jual beli saham. Untuk menjawab pertanyaan tersebut banyak pendekatan yang bisa diterapkan. Kali ini penulis mencoba mendekati dari sisi rotasi sektor industri. Coba amati setiap periode, ada sektor industri tertentu yang tiba-tiba hot seperti saham farmasi lalu digantikan sektor lainnya. Setelah pilih sektor industri tentunya lebih memudahkan fokus memilih saham penghuni industri tersebut atau reksa dana tematik yang berinvestasi pada sector industri unggulan. Untuk itu penulis mengumpulkan data return sektor industri utama yang jumlahnya ada 10 yaitu pertambangan, perdagangan, keuangan, industri dasar & kimia, pertanian, infrastruktur, manufaktur, aneka industri, konsumsi dan properti.  Sektor industri utama ini nantinya bisa dipecah lagi menjadi beberapa sub sektor.


Pertama dicari dulu return selama periode 1 tahun terakhir untuk memasukkan faktor siklikal naik-turunnya harga saham atau harga produk / jasa yang dihasilkan emiten. Dicari juga data IHSG sebagai benchmark. Hasilnya cukup mengagetkan karena sektor pertambangan +44.45% jauh melampaui rangking dibawahnya yaitu perdagangan +9.04%, keuangan +7.39%, industri dasar & kimia +4.95%, pertanian +3.50%, IHSG sebagai benchmark +2.96%. Sektor berikutnya masih membukukan rugi, masing-masing infrastruktur -1.98%, manufaktur -4.65%, aneka industri -4.81?n konsumsi -10.81% serta properti -15.39%. Dari sini terlihat sektor mana saja yang memimpin dan tertinggal. Investor bisa memasang strategi investasi berdasar data ini. Bagi investor yang periode investasinya jangka panjang dan sabar menanti bisa masuk ke sektor yang masih minus returnnya karena harga nominal yang belum naik seperti sektor properti dan konsumsi. Tapi secara valuasi fundamental mungkin saja harga  beberapa saham di sektor tersebut tersebut termasuk mahal. Oleh sebab itu tetap perlu dipilah dengan mempelajari laporan keuangan dan prospek pertumbuhan kedepannya. Adapun trader yang lebih percaya momentum dan horizon investasinya jangka pendek namun bersedia menanggung resiko lebih besar cenderung memilih harga saham yang sedang uptrend untuk ikutan arus ombak dan segera keluar saat daya dorong harga saham melemah seperti pertambangan, perdagangan dan keuangan.


Selanjutnya penulis mengumpulkan data kinerja jangka pendek 1 bulan terakhir per tanggal 20 Jan 2021 untuk lebih menajamkan momentum yang terjadi akhir-akhir ini barangkali masih bisa berlanjut hingga beberapa minggu kedepan. Data terkumpul dapat dilihat pada peraga kolom kanan dengan urutan : pertambangan +12.91%, keuangan +7.90%, perdagangan +6.28%, industri dasar & kimia +6.17%, IHSG sebagai benchmark +5.33, aneka industri +5.08%, infrastruktur +3.57%, manufaktur +2.38%, pertanian +1.43% selanjutnya yang masih minus adalah properti -0.57?n konsumsi -1.13%. Kembali data ini dapat dijadikan salah satu pengambilan keputusan berdasar momentum jangka sangat pendek.


Kemudian penulis mencoba menghubungkan rangking pergerakan return sektor industri setahun terakhir dengan rangking return sektor industri sebulan ini per tanggal 20 Jan 2021. Hasilnya bisa dilihat dengan mengikuti tanda panah dan dicatat pula pergerakan selisih atau delta ( ? ) rangking supaya memudahkan melihat kenaikan / penurunan momentum. Mudah terlihat bahwa sektor aneka industri menjadi satu-satunya yang rangkingnya naik paling tinggi mencapai 3 anak tangga dari rangking 9 ke rangking 6, disusul keuangan dan properti masing-masing naik 1 peringkat. Sedangkan pertanian menjadi satu-satunya yang anjlok peringkatnya sebanyak 4 anak tangga, dibuntuti perdagangan dan konsumsi masing-masing turun 1 anak tangga.


Bagi pencinta momentum bisa melirik sektor aneka industri yang naiknya paling tinggi dan terdiri dari sub sektor : alas kaki, elektronik, kabel, mesin & alat berat, otomotif & komponennya, tekstil & garmen serta aneka industri lainnya. Saham-saham yang dipilih bisa dengan cara mengerjakan PR analisa keuangan emiten atau lihat gebetan dari Indeks LQ-45 atau Indeks lainnya. Saham sektor aneka industri yang masuk di Indeks LQ-45 adalah ASII dan SRIL. Hingga saat ini Investamart belum menjual reksa dana khusus tematik sektor aneka industri.


 



Sektor keuangan walaupun hanya naik 1 tingkat tapi berada pada papan atas return sehingga berpotensi menggeser pertambangan di masa depan. Sub sektor keuangan terdiri dari : asuransi, bank, keuangan lainnya, lembaga pembiayaan, dan perusahaan Efek. Mengintip saham contekannya dong di Indeks LQ-45, dapatnya : BBCA, BBNI, BBRI, BBTN, BMRI dan BTPS. Investamart menjual reksa dana indeks yang portofolionya banyak berisi saham-saham perbankan, yaitu RHB Sri-Kehati Index Fund yang naik +1.34% WoW mengungguli kinerja IHSG dan Indeks LQ45. Sedangkan return periode YTD reksa dana ini  berada diantara IHSG dan Indeks LQ45 yaitu 5.79% namun secara setahun terakhir -2.86%.


Terakhir sektor properti terdiri dari konstruksi & bangunan plus properti & real estate. Saham  pengisi Indeks LQ-45 : BSDE, CTRA, PTPP, PWON, SMRA dan WIKA. Hingga saat ini Investamart belum menjual reksa dana khusus tematik sektor properti.


Investor reksa dana masih bisa menggapai cuan dengan diversifikasi ke reksa dana jenis saham yang dikelola secara aktif dengan memilih reksa dana yang dikelola Manajer Investasi piawai yang mengerti rotasi sector industri. Salah satu yang bisa dilirik adalah Sucorinvest Sharia Equity Fund +7.01% MoM atau Manulife Saham Andalan +6.23% MoM, masing-masing meraih scoring Bintang 5 untuk periode 6 bulan terakhir.

Back