Article
Potensi Penguatan IHSG
15 Mar 2021

Rebound yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 2 hari bursa terakhir membuat kinerja mingguan berbalik positif +1.59% WoW (Week on Week) sehingga tertambat di angka 6,358.21 menjadikan return tahunannya +29.87% YoY (Year on Year). Adapun Indeks LQ45 ikut naik +1.01% WoW dan kinerja setahun terakhirnya +23.54% YoY. Kinerja apik IHSG dan Indeks LQ45 berimbas kepada Infovesta Equity Fund Index yang +1.17% WoW atau diantara kinerja IHSG dan Indeks LQ45. Kenaikan IHSG seminggu terakhir terjadi walaupun  aksi jual investor asing masih lumayan deras sebesar Rp. 2.37 triliun yang terjadi di pasar regular, nego dan pasar tunai.


Aksi jual investor asing kemungkinan dipicu kenaikan Yield US Treasury Bond akibat berlimpahnya likuiditas di US bisa mendorong inflasi naik 0.4% secara bulanan dan 1.7% secara tahunan, namun Janet Yellen buru-buru menegaskan bahwa target inflasi masih jauh dan kenaikan Yield pertanda pulihnya roda perekonomian US. Kenapa kenaikan Yield US Treasury Bond menyebabkan investor asing menjual sahamnya di Indonesia ? Hal ini disebabkan investor asing mengalihkan dananya kembali ke obligasi US sejalan menipisnya spread dengan yield obligasi pemerintah Indonesia. Sejatinya kekuatiran seperti ini agak berlebihan karena yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun sekitar 6.8% masih menarik daripada yield negara tetangga dengan rating yang serupa seperti Indonesia.


Sejalan aksi jual investor asing, harga saham terkoreksi dan dijawab investor domestik yang lebih percaya perbaikan ekonomi Indonesia bakal terjadi seiring gencarnya program vaksinasi dan akan mulainya vaksinasi mandiri pada bulan April serta stimulus yang digelontorkan pemerintah untuk mengatrol daya beli di sektor otomotif, properti dan kredit perbankan.


Melihat dinamika yang terjadi dengan segala plus minus fundamental ekonomi kita, bagaimana prospek jangka menengah hingga beberapa bulan ke depan ? Kami percaya keadaan akan semakin baik seiring bertambahnya orang yang sudah divaksin dan relatif menurunnya kasus baru Covid-19. Untuk jangka pendek hingga beberapa minggu ke depan, tampaknya awal minggu ini menentukan arah seperti tampak pada grafik di bawah ini. Apabila hari senin atau selasa IHSG bisa naik menembus grafik resistance disertai volume transaksi yang meningkat, maka ini menunjukkan harga  break garis resistance dari pola symmetrical triangle (segitiga sama sisi) dan target konservatif IHSG di 6,816 suatu kenaikan 7.20%. Selain itu terlihat pula pola trend channel dengan arah naik dan target jangka pendek ke 6,542 atau potensi kenaikan 2.89%.


Untuk mengikuti arus pembalikan arah IHSG, investor dapat menempatkan dananya ke reksadana saham yang dijual via PT Investamart dengan melihat kinerja jangka pendek untuk mencermati momentum pergerakan dan strategi para Manajer Investasi seperti ditampilkan pada grafik.



Menilik periode 1 bulan kebelakang, hanya Sucorinvest Sharia Equity Fund yang bisa mengalahkan kinerja IHSG dengan kinerja +3.43% MoM (Month on Month) vs IHSG +2.18% MoM. Scoring yang konsisten di bintang 5 selama periode 6 bulan hingga 5 tahun terakhir semakin memantapkan pilihan kita bahwa reksa dana ini adalah pilihan yang bijak untuk jangka menengah-panjang.




 Alternatif lain adalah Tram Consumption Plus +0.68% MoM mengingat sektor konsumer termasuk sektor yang ketinggalan. Namun khusus sektor ini periode investasinya harus lebih panjang mengingat daya beli masyarakat dan keinginan untuk konsumsi yang masih belum solid. Namun harga saham di sektor konsumer saat ini masih murah sehingga potensi penurunan harga menjadi terbatas.


Sucorinvest Equity Fund juga boleh dipilih sebagai diversifikasi aset mengingat saham-saham di reksa dana ini mayoritas big-caps dan ada sektor perbankan konvensional yang tidak diperbolehkan di Sucorinvest Sharia Equity Fund.


 

Back