Article
Peta Risk & Return Reksa Dana Campuran
29 Mar 2021


Minggu lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlabuh di 6,195.56 anjlok 2.53% WoW (Week on Week) sedangkan kinerja setahun terakhir +42.79% YoY (Year on Year) adapun Indeks LQ45 ikut merosot 1.97% WoW sedikit lebih baik daripada IHSG dan kinerja setahun terakhir +44.12% YoY. Penurunan IHSG terjadi ditengah aksi jual investor asing sebesar Rp. 791.27 miliar di pasar regular sepanjang minggu lalu. Kabar baiknya pada hari Jumat IHSG naik 1.19% walaupun volume transaksi masih belum naik menandakan pemulihan yang masih lemah.


Seiring dengan mulai menurunnya Yield UST 10 Yr dibanding minggu lalu dari 1.73% ke 1.67?n menguatnya IDR terhadap US$ seminggu terakhir, ditambah kedatangan vaksin Sinovac sebanyak 16 juta dosis dalam bentuk bulk, kami percaya pemulihan ekonomi terjadi bertahap. Untuk menangkap peluang di pasar modal, kali ini penulis ingin membahas jenis reksa dana yang agak jarang dibicarakan yaitu reksa dana campuran. Walaupun memiliki keunggulan fleksibilitas investasi ke instrument ekuitas dan pendapatan tetap, namun investor agak jarang berinvestasi di reksa dana campuran. Alasan lain yang membuat saat ini cukup menarik untuk alokasi sebagian dana adalah harga obligasi pun ikut terkoreksi beberapa minggu terakhir sehingga menimbulkan peluang kenaikan harga seiring penurunan Yield di US.


Penulis mencoba menggunakan peta risk and return reksa dana campuran untuk mendapatkan perspektif berbeda dan pembandingnya digunakan beberapa reksa dana campuran besutan Manajer Investasi asing yang bahkan tidak dijual Investamart sekedar untuk mengetahui posisi dan karakteristiknya. Periode yang diamati adalah YTD hingga tanggal 27 Maret 2021 dan benchmark di titik perpotongan sumbu x dan y dipilih Infovesta Balance Fund Index.


Dari peta terlihat, Sucorinvest Flexi Fund yang dijual via PT Investamart Principal Optima menghasilkan return tertinggi 9.95% YTD walaupun resikonya juga lebih tinggi dari Infovesta Balance Fund Index. Kemungkinan besar porsi saham di reksa dana ini relative lebih besar vs peers. Satu-satunya reksa dana yang masuk kategori low risk-high return hanya Schroder Dana Kombinasi (yang tidak dijual via Investamart) walaupun selisih return dengan Infovesta Balance Fund Index relative sangat kecil namun dari segi resiko termasuk stabil.






Dari analisis kinerja jangka pendek sebulan terakhir seperti terlihat pada grafik di bawah ini tampak Sucorinvest  Flexi Fund masih mencatatkan kinerja positif 0.17% MoM (Month on Mointh) sekali lagi mengalahkan Infovesta Balance Fund Index -0.56% MoM. Walaupun kinerja Sucorinvest  Flexi Fund bukan yang nomor satu namun dari sisi besarnya dana kelolaan dan scoring jauh lebih baik daripada Principal Balance Strategic Plus. Atas dasar itu kami lebih merekomendasikan agar investor mencoba mengalokasikan sebagian dananya ke Sucorinvest Flexi Fund secara bertahap dan teratur.



Back