Minggu lalu terlihat tanda-tanda kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah menyentuh level support sehingga IHSG ditutup di 6,070.21 membaik 0.98% WoW (Week on Week) sedangkan kinerja sebulan masih -2.09% MoM (Month on Month) dan setahun terakhir +30.57% YoY (Year on Year) sedangkan Indeks LQ45 parkir di 906.49 memberikan gain 0.51% WoW, adapun kinerja sebulan terakhir -2.30% MoM serta kinerja setahun terakhir +29.49% YoY. Penurunan IHSG dan LQ45 terjadi seiring masih mengalirnya aksi jual investor asing sebesar Rp. 1.87 triliun di pasar reguer sepanjang minggu lalu, penjualan ini jauh lebih tinggi dibanding 2 minggu sebelumnya.
Dukungan beli dari investor ritel domestic masih bisa menahan aksi jual dari investor asing seperti terlihat dari kenaikan IHSG yang lebih tinggi dari Indeks LQ45 yang berisi saham-saham blue-chips dan volume transaksi juga membaik dibanding 2 minggu sebelumnya.
Beberapa factor pendukung pulihnya IHSG antara lain : 1) Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia meningkat 7.6 poin ke 93.4 di bulan Maret 2021, terkuat sejak Desember seiring masifnya program vaksinasi. 2) Turunnya Yield 10 YR Treasury Notes di US ke 1.66%, terendah sejak 26 Maret 2021. 3) Rilis pengumuman pembagian dividen yang walaupun secara nominal rata-rata menurun namun memberikan kelonggaran likuiditas investor. 4) Kemungkinan Initial Public Offering dari beberapa calon emiten menengah yang akan meningkatkan transaksi dan harga.
Secara analisa teknikal IHSG membentuk pola descending triangle dan indeks menuju resistance di sekitar 6,255 dalam jangka waktu beberapa minggu ke depan. Dalam jangka menengah terlihat trend IHSG masih naik sejak April tahun lalu membentuk pola trend channel.
Reksa Dana Saham yang bisa dipilih untuk menangkap potensi recovery IHSG dapat dilihat dari kinerja jangka pendek periode YTD hingga tanggal 10 April 2021, untuk melihat momentum terkini yaitu : Manulife Saham Andalan dengan return 3.371?ngan scoring 6 bulan dan 1 tahun terakhir Bintang 5. Alternatif lainnya adalah Sucorinvest Sharia Equity Fund dengan imbal hasil 3.10% YTD dan scoring 6 bulan dan 1 tahun terakhir juga Bintang 5.
Disarankan investor masuk secara bertahap dengan jeda beberapa minggu mengingat masih besarnya risiko penurunan akibat potensi inflasi yang biasanya naik menjelang Ramadhan sehingga menghambat penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia.