Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun -1.14% WoW (Week on Week) menjadi 6,016.86 sehingga kinerja sebulan terakhir -3.77% MoM (Month on Month) dan return setahun terakhir 30.98% YoY (Year on Year). Adapun Indeks LQ45 parkir di 902.74 turun lebih sedikit -0.54% WoW namun kinerja sebulan terakhir jatuh lebih dalam dari IHSG yaitu -4.02% MoM dan setahun terakhir 31.84% YoY.
Penurunan IHSG dan Indeks LQ45 seiring aksi jual oleh investor asing di pasar regular sebesar Rp. 1.09 triliun seminggu terakhir. Ditambah situasi Ramadhan yang biasanya relatif sepi transaksi dari investor domestik serta bertahannya BI Reverse Repo Rate di 3.5% maka IHSG pun belum mendapat sentiment positif yang cukup.
Namun dibalik minimnya berita dan bayang-bayang aksi mudik secara kucing-kucingan yang berpotensi meningkatkan kasus suspect Covid, pergerakan IHSG menyisakan harapan bahwa penurunan mendekati level support kuat seperti terlihat di grafik mingguan di bawah ini. Kali ini grafik disajikan mingguan dalam arti setiap batang hitam atau putih mewakili pergerakan harga mingguan bukan harian. Tujuannya adalah melihat trend yang lebih jangka menengah-panjang. Tampak sebulan terakhir IHSG turun namun dengan volume transaksi yang mengecil dimana secara Analisa teknikal mengindikasikan aksi jual yang terbatas. Point kedua, arah IHSG semakin mendekati garis support kuat di sekitar 5,850 dimana sejak periode setahun lalu terjadi 5 kali IHSG menyentuh level tersebut dan mental ke atas lagi. Perkecualian terjadi pada awal Maret 2020 saat presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 yang menyebabkan IHSG terjun bebas mencapai rekor terendah di 3,911.
Bila tidak terjadi ledakan kasus Covid-19 dan program vaksinasi berjalan normal, maka kemungkinan besar setelah Lebaran biasanya diikuti gairah transaksi meningkat seiring juga dengan kenaikan IHSG. Namun bila level support 5,850 tertembus, IHSG cenderung melanjutkan penurunan nya hingga level support berikutnya di 5,381. Jadi bagi investor yang suka trading, bisa memperhatikan level support sebagai acuan cut loss. Namun bagi investor berorientasi jangka menengah-panjang, lebih baik HOLD karena trend jangka Panjang IHSG masih positif seperti tampak pada pola Trend Channel yang di mulai dari Maret tahun lalu.
Pemilihan reksa dana saham dan indeks yang dijual via PT Investamart bisa dilihat dari kinerja jangka setahun terakhir seperti tampak di bawah ini. Return tertinggi ditorehkan Manulife Saham Andalan +64.79% jauh mengalahkan IHSG dan scoring 6 bulan, 1 tahun, dan 3 tahun terakhir juga bagus Bintang 5. Posisi runner-up diraih Sucorinvest Sharia Equity Fund dengan return tidak terlalu terpaut jauh yaitu +60.41?n scoring yang sama Bintang 5 juga.
Bagi investor yang merasa nyaman dengan Manajer Investasi BUMN bisa memilih Danareksa Mawar Fokus 10 besutan BRI Danareksa yang berkinerja +52.43?ngan scoring 6 bulan Bintang 4+ dan scoring 1 tahun dan 3 tahun terakhir Bintang 5-. Namun isi portfolio dari Danareksa Mawar Fokus 10 relatif kurang terdiversifikasi dibanding kedua reksa dana saham yang disebut sebelumnya.